Senin, Maret 24, 2025

Blunder, Beda Pernyataan Internal Dindik Kabupaten Tangerang Soal Angka Putus Sekolah

POS RAKYAT – Terkait data yang dirilis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) RI soal tingginya angka putus sekolah di Kabupaten Tangerang, Kepala Dinas Pendidikan (Dindik) Syaifullah menanggapi berbeda.

Menurut Syaifullah, angka yang dirilis belum final, berdasarkan Data Pokok Kependidikan (Dapodik), di wilayah Kabupaten Tangerang.

“Jadi, perlu diingat bahwa data di Dapodik itu adalah data berjalan yang belum terverifikasi atau belum dilakukan cut off. Jadi belum sebagai data final,” kata Syaifullah seperti dirilis Dinas Kominfo Kabupaten Tangerang, ditulis Senin 8 Agustus 2022.

Mengingat cut off sendiri akan dilakukan nanti ditanggal 30 Agustus 2022 mendatang. Dapodik masih berjalan, jadi tidak menunjukkan tingginya angka anak putus sekolah di Kabupaten Tangerang,” tambahnya.

Saat ini, Dindik Kabupaten Tangerang mencatat sebanyak 4.669 siswa jenjang SDN dan Madrasah ibtidaiah (MI) yang belum tercatat di Dapodik atau yang dikelola oleh Disdik.

Baca Juga :  Pelaku UMKM di Kabupaten Tangerang Naik Signifikan

Termasuk, imbuhnya, dalam Education Management Informasi System (EMIS) yang dikelola oleh Kementerian Agama (Kemenag) ke jenjang SMP. Baik di sekolah negeri, swasta maupun Madrasah Tsanawiyah (MTs) di wilayah Kabupaten Tangerang.

“Angka tersebut jangan dijadikan klaim bahwasanya tidak melanjutkan sekolah. Kita juga tahu bahwa ada siswa yang meneruskan proses pembelajarannya ke pesantren, lalu ada yang melanjutkan ke SMP swasta atau negeri di luar wilayah Kabupaten Tangerang,” ujarnya.

“Untuk jenjang pendidikan SMA di bawah naungan Disdik Provinsi Banten. Kita juga sedang melakukan koordinasi terkait data ini dengan lembaga terkait seperti Kemenag, mengingat jenjang MI dan MTs itu dibawah naungan Kemenag,” ucapnya.

Berbeda, Sekretaris Dindik Kabupaten Tangerang Fahrudin menyebut, banyaknya anak putus sekolah, karena lebih memilih bekerja guna mencukupi kebutuhan hidup.

Baca Juga :  Tekan Kemiskinan Ekstrem, Pemkot Tangsel Rogoh 650 Miliar

“Tapi memang ada yang berhenti (sekolah) karena mereka memilih kerja dibanding sekolah. Khususnya wilayah Utara,” kata Fahrudin kepada posrakyat.id, Rabu 3 Agustus 2022.

Hal itu dikatakan Fahrudin, menanggapi data Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), soal anak putus sekolah di wilayah pimpinan Ahmed Zaki Iskandar dan Mad Romli, yang mencapai 22.194 anak.

Fahrudin mengaku, pihaknya pun sempat melakukan penelusuran soal angka anak putus sekolah tersebut. Selain memilih bekerja, sebagian siswa melanjutkan ke sekolah jenjang berikutnya di lembaga pendidikan swasta, yang belum terdaftar di Kementerian.

“Kami pernah melakukan penelusuran, dan memang rata-rata itu mereka (siswa) pindah ke sekolahan yang perizinannya masih dalam proses. Namun, memang kita juga tidak punya data pasti,” katanya.

Iklan - Scroll kebawah untuk melanjutkanspot_img
RELATED ARTICLES

Populer