POSRAKYAT.ID – Kepala P2TP2A Kota Tangerang Selatan (Tangsel) Tri Purwanto menyakini, pemahaman nilai-nilai agama, dapat menjadi pemutus mata rantai kekerasan baik perempuan dan anak.
Pasalnya, penguatan mental korban, melalui penguatan nilai-nilai beragama, dapat membantu korban untuk melangkah ke arah yang lebih baik.
“Tingkatkan ilmu agama dan rajin beribadah, mengikuti berbagai kegiatan sosial yang berkaitan dengan pencegahan kekerasan,” ujar Tri, Senin 6 Maret 2023.
Mengisi waktu luang dengan kegiatan positif, bijaksana menggunakan gadget, berani mengatakan tidak pada perbuatan yang melanggar norma agama,” imbuhnya.
Tri menyebut, konseling dan pendampingan psikologi yang dilakukan oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Tangsel, tidak efektif 100 persen, dalam membantu korban untuk bangkit.
Kekuatan Mental Dapat Putus Rantai Kekerasan
Semuanya, lanjut Tri, kembali kepada korban itu sendiri. Korban, katanya lagi, harus memiliki mental untuk tidak lagi terpuruk, dan harus merubah mindset.
“(Konseling dan pendampingan psikologi) Efektif 100 persen tidak, tapi itu salah satu treatment,” ungkap Tri.
Karena, dari situ treatment-treatment dalam membangun kekuatan mental korban untuk menghadapi kehidupan masa depan,” tegasnya.
Atau bisa jadi nantinya korban menjadi konselor untuk korban-korban yang lain. Dia harus kuat menghadapi yang terjadi, dan motivasi untuk yang lain bangkit,” sambung Tri.
Diberitakan sebelumnya, Tri Purwanto menjabarkan kekerasan yang terjadi berdasarkan lokasi kejadian.
Sedikitnya 22 kasus kekerasan pada perempuan dan anak tercatat di Januari 2023.
“Laporan berdasarkan jenis tempat terjadinya kasus, ada 22 kasus. Di rumah tangga 10, sekolah 8, ruang publik 4,” kata Tri.