POSRAKYAT.ID – Legislator Partai Gerindra Sodik Mudjahid menyebut, tragedi di Stadion Kanjuruhan, melebihi tragedi sepak bola yang terjadi di Liverpool 1989 silam.
Korban jiwa ratusan orang itu, kata Sodik yang juga Anggota Komisi X DPR RI, harus dijadikan hajaran, dan bukan lagi pelajaran.
“Tragedi Kanjuruhan adalah tragedi terbesar dalam sejarah sepak bola di Indonesia bahkan di dunia, dimana korban melebihi jumlah korban tragedi sepak bola di Liverpool,” ungkap Sodik, ditulis Senin 3 Oktober 2022.
“Peristiwa ini, selain harus diusut dari sisi medis dan keamanan juga harus dijadikan hajaran, bukan pelajaran,” tegas Legislator Gerindra, Dapil Jawa Barat ini.
yang berat, untuk penataan ulang yang mendasar tentang manajemen penonton dan manajemen pendukung suatu klub sepakbola,” sambung Sodik, dikutip dari portal resmi DPR RI.
Ia mengimbau semua pemangku kepentingan di sepak bola mulai dari pakar, praktisi, tokoh sosiolog, manajemen massa, hingga tokoh masyarakat, harus dilibatkan.
Pendekatan pembinaan dan pendidikan kepada pecinta bola dan para pendukung sebuah klub di Indonesia harus diubah secara fundamental.
“Dimulai soal semangat kebangsaan, persatuan Indonesia, budaya Bhineka Tunggal Ika, sampai pendekatan model fans klub modern seperti pendukung klub modern di negara maju,” terangnya.
Jika tidak ada perubahan yang fundamental mendasar, akan menggangu banyak hal seperti prestasi sepak bola, prestasi klub bahkan sampai kepada sangsi dan kepercayaan FIFA kepada PSSI,” imbuh Sodik.
Oleh karena itu, pihaknya menekankan agar PSSI harus jadi motor yang proaktif dalam menuntaskankan persoalan serta mampu melakukan transformasi pada manajemen pertandingan dan manajemen fans klub.