POS RAKYAT – Anggota Komisi E DPRD Provinsi Jawa Timur Sri Untari Bisowarno mengingatkan, generasi mendatang harus memiliki karakter bangsa, dalam menghadapi era globalisasi.
Cepatnya perkembangan informasi, kata Untari, jangan sampai membuat Sumber Daya Manusia (SDM) yang ada, kehilangan jati diri Bangsa Indonesia. Itulah, sambungnya, penting untuk terus mengingat marwah yang diturunkan para pejuang Negara Indonesia.
“Dunia terus berubah, globalisasi mendorong perubahan itu terjadi sangat cepat. Merubah banyak sekali tatanan dan struktur masyarakat kita. Maka karakteristik kebangsaan menjadi suatu faktor yang tidak bisa ditinggalkan dalam menghadapi tantangan zaman,” kata Sri Untari, saat mengisi Wawasan Kebangsaan di Malang, ditulis Senin 15 Agustus 2022.
Sosialisasi Wawasan Kebangsaan dengan tema ‘Peningkatan Peran Sumber Daya Manusia dalam Mengisi Kemerdekaan’, tegas Untari, pentingnya penguatan SDM Bangsa Indonesia yang unggul dan berkarakter agar mampu menjawab tantangan zaman.
Bertempat di Gedung Pradnya Paramitha, Untari menyebutkan bahwa, karakteristik kebangsaan Indonesia itu terdiri atas nilai-nilai Pancasila. Yang oleh Bung Karno digali dari peninggalan leluhur nenek moyang Bangsa Indonesia.
“Karena itu, kita patut berterima kasih para pendiri bangsa karena tidak saja membuat negara ini merdeka dengan mengusir penjajah saja. Namun para founding fathers juga mewariskan Pancasila sebagai ideologi yang menyatukan kita sebagai satu kesatuan bangsa,” jelas Untari yang juga Ketua Fraksi PDI Perjuangan DPRD Provinsi Jawa Timur.
“Tanpa menghilangkan jati diri bangsa, pembangunan bisa berjalan beriringan dengan spirit dan jiwa Bangsa Indonesia. Revolusi Industri 4.0 mewajibkan seorang individu untuk bisa memiliki kompetensi handal untuk bisa berkompetisi,” sambungnya.
Sementara itu, Ketua DPRD Kota Malang I Made Riandiana Kartika menyebutkan angka Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Kota Malang sudah menyentuh angka 82,04 persen. Data ini menunjukan, data IPM Kota Malang sudah menunjukan peningkatan kemampuan SDM.
“Tingginya IPM Kota Malang justru masih kontradiksi jika melihat angka tingkat pengangguran terbuka Kota Malang. Berdasarkan data, lulusan Diploma dan Sarjana secara akumulatif menyentuh angka 9.114 lulusan menganggur,” ungkap I Made Riandiana Kartika.
Sehingga peningkatanan kompetensi individu yang dibentuk berlandaskan spirit gotong-royong dan kekeluargaan menjadi sebuah hal yang wajib untuk dikuasai. Sehingga semua elemen bangsa saling bekerja secara bersama-sama dalam mengentaskan kemiskinan dan kesenjangan sosial,” tandasnya.