Jumat, Juni 13, 2025

BRIN: PSEL atau RDF, Tergantung Off Takernya

POSRAKYAT.ID –  Perekayasa Madya pada Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Wiharja menyatakan, baik PSEL ataupun RDF sebagai solusi pengolahan sampah, tergantung pada siapa ‘pembelinya’ (off taker).

Menurutnya, RDF dapat menjadi upaya mengurangi tonase sampah, namun biaya transportasi dan distribusi RDF, terkadang menjadi kendala tersendiri.

“Kalau pengolahan RDF dekat dengan perusahaan penerima, mungkin beban transportasinya akan lebih murah. Tentu, perusahaan pengguna RDF, akan mencari harga yang lebih murah,” kata Wiharja, Kamis 5 Juni 2025.

Wiharja menuturkan, saat ini pabrik semen masih menjadi ‘pasar’ bagi RDF. Namun, pabrik semen yang paling dekat dengan Provinsi Banten, berada di Norogong, Kabupaten Bogor.

“Biaya untuk ‘mengantarkan’ RDF pasti akan besar. Belum lagi, perusahaan-perusahaan semen, memiliki standar kendaraan logistik. Jadi, kalau Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang mengolah sampah menjadi RDF, tentu harus digali soal untung dan ruginya,” tegasnya.

Baca Juga :  Peringati Sumpah Pemuda, Pj Wali Kota Tangerang Singgung Isu Lingkungan

Wiharja mengungkapkan, peluang pasar RDF masih terbuka lebar. Akan tetapi, lanjutnya, jika pabrik-pabrik semen sudah mendapatkan harga RDF yang ‘lebih bagus’, tentunya itu akan menjadi kendala.

BRIN Bahas Peluang PSEL Amanat Perpres 35/2018

“Sekarang memang kebutuhan RDF di pabrik-pabrik semen itu masih sangat tinggi. Tapi kalau sudah mulai ada harga yang ‘lebih bagus’, kan harus kita pertimbangkan juga,” papar Wiharja.

Terkait PSEL, sambung Wiharja, dengan kondisi saat ini juga memiliki kendala tersendiri. “Sekarang, yang terjadi adalah beban anggaran daerah. Walaupun ada subsidi (tipping fee) dari Pemerintah Pusat, kan masimal Rp500ribu per ton,” jelasnya lagi.

Iklan - Scroll kebawah untuk melanjutkanspot_img
RELATED ARTICLES

Populer