Pertama, ungkapnya, selisih elektabilitas Prabowo-Gibran dengan kedua pesaingnya, Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar dan Ganjar Pranowo-Mahfud MD, terpaut sekitar 20%.
Angka tersebut tergolong besar, apalagi jika merujuk dengan pilpres di negara lain, termasuk yang sebelumnya terjadi di Indonesia.
“Saya rasa, itu harus dalam konteks komparatif. Kalau ada konstelasi angka seperti itu, komentator akan bilang, ‘Oh, ini sudah selesai’,” ucapnya.