Alasannya, Pertamina memiliki ekosistem pengolahan bahan bakar yang lebih besar, ditambah banyaknya SPBU yang tersebar.
“Kita harus melakukan sinkronisasi,” ungkap Erick.
“Ada kilangnya, ada pom bensinnya, ada macam-macamnya. Bahasanya, prosesnya perlu waktu. Tapi kemarin pun kita sudah percepat,” tutupnya.