POSRAKYAT.ID – Dalam pelantikan Direktur Utama Perumda Pasar, Wali Kota Tangerang Sachrudin, sempat menyinggung soal adanya intimidasi kepada para pedagang.
Menurut Sachrudin, perbuatan-perbuatan premanisme yang kerap terjadi di lingkungan pasar, harus mendapat perhatian seluruh pihak.
“Masalah ketertiban dan praktek premanisme di lingkungan pasar juga tidak boleh menjadi pembiaran. Tidak boleh ada pemungutan liar,” tegas Sachrudin, beberapa waktu lalu.
Tidak boleh ada intimidasi terhadap perdagang. Perdagang harus nyaman. Perumda Pasar, harus bersinergi dengan aparat keamanan, Satpol PP, serta masyarakat untuk menciptakan pasar yang aman dan tertib,” lanjut Sachrudin lagi.
Penanggulangan terhadap praktik-praktik premanisme, juga menjadi perhatian Kapolri, Jenderal Listyo Sigit Prabowo.
Bahkan, pihaknya membuka layanan pangaduan terhadap aksi premanisme yang ada di Indonesia, agar mendapat perhatian dan penindakan oleh anggotanya. “Yang jelas kita membuka semua layanan pengaduan dan kita pasti tindak tegas,” tuturnya, Mei 2025 lalu.
Saya minta kepada masyarakat yang merasa di sekitarnya ada kegiatan preman, agar segera melapor dan kita akan perintahkan anggota-anggota kita untuk menindak tegas,” tuturnya.
Terpisah, Kapolres Metro Tangerang Kota Kombes Pol Raden Muhammad Jauhari, belum memberikan keterangan, saat dikonfirmasi oleh wartawan, terkait keluhan Perseroda TNG, mengenai banyaknya aksi premanisme di wilayah Pasar Lama, Kota Tangerang.
Sebelumnya, Manajer Operasional Perseroda TNG, Rudy Hariadi mengaku, dalam bisnis tata kelola pedagang kaki lima (PKL) di kawasan Pasar Lama, Kota Tangerang, pihaknya banyak mengalami kendala.
Banyaknya oknum ormas dan preman di lokasi tersebut, sambungnya, membuat pendapatan dari sektor tata kelola PKL, sangat kecil. “Pengelolaan PKL nih, Pasar Lama. Itu pun tanda kutip ya, banyak oknum (preman dan ormas) di sana,” kata Rudy kepada wartawan.
Meski sudah berkoordinasi dengan pihak kepolisian, namun, lanjut Rudy, ketegasan dari pihak kepolisian justru berujung kepada kerugian bagi pedagang.
“Kepolisian sudah. Pedagang itu ngadu. Umumnya dia (pedagang) takut. Karena, nantinya gerobaknya dirusak oleh oknum-oknum di sana. Udah berulang kali,” papar Rudy.

