Kamis, November 13, 2025

Singgung Makna Perjuangan, Gus Ipul: Kepentingan Negara, Bukan Kelompok

POSRAKYAT.ID – Menteri Sosial RI, Syaifullah Yusuf mengunjungi Monumen Lengkong, di Kota Tangerang Selatan. Kunjungan tersebut, kata Gus Ipul sapaan akrab Syaifullah Yusuf, sebagai rangkaian memperingati Hari Pahlawan, 10 November.

Dalam keterangannya, Gus Ipul mengungkapkan, perjuangan para pahlawan, dalam mengusir penjajah di tanah air, sebab pemikiran yang sama, bahwa kepentingan negara berada di atas segalanya.

“Jadi para pahlawan ini orang-orang sabar. Kesabaran untuk mengatasi perbedaan. Karena mereka itu dari berbagai kelompok-kelompok masyarakat yang berbeda-beda. Kemudian juga mereka mampu untuk menyatukan perbedaan itu menjadi satu kekuatan,” ungkapnya, Kamis 13 November 2025.

Kalau tidak ada kesabaran itu, mungkin ya akhirnya enggak akan ketemu satu semangat. Yang kedua, mereka ini memikirkan kepentingan bangsa. Bukan kepentingan kelompoknya, bukan kepentingan orang per orang. Jadi yang utama itu adalah kepentingan bangsa,” tambah Syaifullah Yusuf.

Baca Juga :  Kapolsek Pondok Aren: Pencegahan Cerminan Masyarakat Modern

Syaifullah juga menuturkan, perjuangan itu semata-mata untuk kesejahteraan generasi mendatang. “Bahwa mereka berpikir dan berjuang untuk orang-orang yang tidak mereka kenal. Kita-kita ini ya. Mereka tidak menghitung siapa nanti yang akan menikmati hasil perjuangan mereka. Saya kira (itu) yang harus kita teruskan,” bebernya lagi.

Di lokasi yang sama, Wali Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Benyamin Davnie mengatakan, Pemerintah Kota (Pemkot) telah berinisiatif, agar Monumen Lengkong menjadi salah satu destinasi wisata sejarah.

Hal itu (destinasi wisata sejarah), sambung Benyamin, agar generasi muda lebih mengerti arti perjuangan, dan pertempuran yang terjadi di wilayah Lengkong.

“Jadi kebetulan ini sekarang sudah asetnya menjadi aset kota ya. Sudah ada di dalam Rancangan kita. Rancangan Aset kita. Nanti akan kita tindaklanjuti dengan pembangunan-pembangunan yang lain.
Sebetulnya pemanfaatan Monumen Lengkong ini, untuk anak-anak sekolah itu sudah sejak lama,” ujar Benyamin.

Baca Juga :  Disatroni Maling, Wartawan di Pamulang Alami Kerugian Hingga 40 Juta

Benyamin bahkan mengenang masa lalunya di Monumen Lengkong, manakala ia masih menjadi peserta didik. “Waktu pramuka di Kabupaten Tangerang dulu, jurit malamnya disini. Jam 12 malam itu di sini. Jadi ini sangat monumental. Kemudian cerita kepahlawanannya,” jelasnya.

Makanya perlunya disusun DED (Detail Enginering Desain). Karena di sini jadi museum nantinya. Bukan hanya sekedar monumen seperti ini. Jadi museum perjuangan Tangerang secara keseluruhan,” tandas Benyamin.

Iklan - Scroll kebawah untuk melanjutkanspot_img
RELATED ARTICLES

Populer