POSRAKYAT.ID – Carlos, salah seorang Perwakilan dari Ikatan Masyarakat Pemantau Kebijakan Pemerintah (IKAPEMKA) menyinggung proyek pekerjaan Dinas SDABMBK Kota Tangsel.
Menurut Carlos, pekerjaan drainase di Jalan Setu Raya, Kecamatan Pondok Aren, yang menelan anggaran hingga Rp981 juta itu, terkesan buruk, dan asal-asalan. “Proyek dengan dana publik ratusan juta rupiah, seharusnya menghadirkan hasil yang berkualitas, bukan pekerjaan asal-asalan,” beber Carlos, Jumat 17 Oktober 2025.
Hasil pantauan di lapangan menunjukkan, bahwa pekerjaan beton pracetak (U-Ditch) di lokasi tersebut mudah retak, pecah, dan patah di sejumlah titik. Padahal, tutur Carlos lagi, proyek baru saja selesai dikerjakan.
“Posisi saluran (drainase) ini jelas terletak di bahu jalan. Pekerjaannya terkesan asal hingga terlihat tidak rapih. Kita bisa lihat, jalur drainasenya terputus-putus. Aliran airnya, tidak berfungsi optimal serta menimbulkan genangan di beberapa ruas jalan,” ungkapnya.
Temuan ini, tambahnya, menimbulkan dugaan kuat bahwa dalam perencanaan, Dinas SDABMKBK tidak melakukan sosialisasi terhadap bangunan sepanjang jalan di lokasi itu.
“Kami mendesak aparat penegak hukum (APH), untuk segera melakukan audit ulang atas proyek tersebut, dan dinas terkait. Apakah ada oknum dalam perencanaan, sehingga ada indikasi pelanggaran penyalahgunaan jabatan?” tegas Carlos.
IKAPEMKA, sambungnya, juga menuntut Pemerintah Kota (Pemkot) Tangsel agar segera mengevaluasi Dinas SDABMBK dan konsultan perencanaan yang terlibat.
“Kasus ini menunjukkan lemahnya perencanaan awal, dan pengawasan lapangan dalam proyek publik. Temuan berulang selama dua tahun terakhir, memperlihatkan bahwa transparansi dan akuntabilitas anggaran daerah masih lemah. Sehingga, perlu keterlibatan masyarakat dalam pengawasan pembangunan,” ujar Carlos.
Kami tidak akan berhenti menyoroti setiap penyimpangan yang merugikan masyarakat. Uang rakyat harus kembali ke rakyat dalam bentuk pembangunan yang nyata dan berkualitas,” tutupnya.