POSRAKYAT.ID – Wali Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Benyamin Davnie mengaku belum pantas menerima penghargaan Predikat Kota Layak Anak, meski Tangsel baru saja meraih predikat tersebut.
Pernyataan Benyamin itu, dalam Rapat Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda), yang membahas maraknya kasus kekerasan terhadap anak dan perempuan di Tangsel.
“Ketika kita menerima predikat Kota Layak Anak, saya justru merasa malu. Saya belum sanggup menerimanya karena masih tingginya angka kekerasan terhadap anak di Tangsel,” kata Benyamin, Rabu 13 Agustus 2025.
Menurutnya, jumlah laporan kekerasan anak dan perempuan hingga Juli 2025, sudah menginjak 241 laporan.
Benyamin memaparkan, jenis kekerasan yang terjadi bervariasi, mulai dari kekerasan fisik, psikis, pelecehan seksual, penelantaran, hingga anak berkonflik dengan hukum (ABH).
Benyamin menekankan, kasus ini membutuhkan langkah pencegahan dan penanganan yang lebih masif.
Kemudian, Benyamin meminta, penguatan jejaring pelaporan hingga ke tingkat RT/RW, PKK, Dasawisma, tokoh agama, majelis taklim, Karang Taruna, dan Pramuka.
Selain itu, Benyamin menginstruksikan, pembuatan hotline darurat dengan nomor singkat seperti 112 atau 911, yang akan dipublikasikan secara luas melalui spanduk, media sosial, dan saluran resmi pemerintah.
“Hotline harus aktif 24 jam. Operatornya ada di Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak,” jelas Benyamin.
Sosialisasikan juga keberadaan rumah aman, serta libatkan lembaga psikologi agar korban mendapatkan pendampingan jangka panjang,” tegasnya lagi.
Benyamin menambahkan, penghargaan Kota Layak Anak harus dibuktikan dengan aksi nyata, bukan sekadar seremoni. “Predikat itu baru berarti jika angka kekerasan terhadap anak benar-benar turun. Selama itu belum terjadi, saya akan terus mendorong semua pihak untuk bekerja lebih keras,” pungkasnya.
