“Kasihan para pelaku tranportasi publik. Kami kan harus kolaborasi dengan mereka supaya mereka juga bisa hidup. Ada angkot, taksi, ojol,” ungkap Pilar.
“Kalau sekarang masih ada angkot kurang nyaman. Saya juga ngobrol dengan Organda, dan mereka siap mendukung tranportasi publik,” tutup Pilar.
Pilar menyebut, keberangkatan dan kepulangan pelajar dari sekolah menyumbang kemacetan paling besar di Kota Tangsel.
“Memang ada kemacetan lalin di pagi dan sore. Sumbangsihnya 60 persen dari pelajar yang mau berangkat, dan pulang sekolah. Makanya kami lakukan bantuan transportasi publik bagi anak sekolah,” tandas Pilar.