POSRAKYAT.ID – Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kota Tangsel Bani Khosiyatullah menyatakan, dalam paparan rapat koordinasi forum koordinasi pimpinan daerah (Forkopimda), pihaknya mendapatkan referensi-referensi kegiatan yang akan menimbulkan konflik di masyarakat.
Namun, lanjut Bani, referensi informasi intelijen yang ada menjadi upaya cegah isu-isu yang dapat menggangu kondusivitas terlebih pasca Pemilu kemarin.
“Sebetulnya masyarakat ini, banyak diramaikan oleh medsos. Berita-berita di televisi, di media sosial (Medsos) itu sebetulnya menjadi ramai di publik,” kata Bani, Selasa 27 Februari 2024.
Teman-teman Intelijen juga memberikan informasi di Tangsel tidak ada gerakan-gerakan yang akan mengganggu kondusivitas terlebih pasca Pemilu. Soal Tangsel zona merah Pemilu, justru membuat kami lebih siaga,” lanjutnya.
Kesbangpol Kota Tangsel, tutur Bani, telah mendapatkan informasi soal adanya gerakan unjuk rasa yang akan terjadi pada 28 Februari hingga 1 Maret mendatang.
“Tadi sudah mencatat, misalnya ada kejadian atau informasi tanggal 28 sampai tanggal 1 akan ada demo besar-besaran. Ada juga sifatnya lokal, jajaran di Polda Metro sudah berusaha mengurai, agar tidak membesar,” tegas Bani.
Terpisah, Wakil Wali Kota Tangsel Pilar Saga Ichsan mengakui adanya ‘riak-riak’ kecil sebab informasi-informasi bohong yang beredar di masyarakat.
Menurutnya, masyarakat pun perlu terlibat dalam mengantisipasi dan memilah informasi yang ada. “Jangan sampai riak-riak itu menimbulkan kerusuhan, atau perpecahan di masyarakat, atau hal yang lebih buruk lagi,” ungkap Pilar.