POSRAKYAT.ID – Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Tangerang Selatan, Wahyunoto Lukman menegaskan, sampah menjadi momok bagi perkotaan, yang harus menjadi perhatian seluruh pihak.
Beberapa program penanggulangan layaknya tempat pengelolaan sampah reuse,reduce, dan recycle (TPS3R) yang memakan anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) miliaran rupiah itu pun, tak sanggung mengatasi masalah perkotaan tersebut.
“Ya kalau TPS3R, dari sisi kualitasnya kami selalu ingin menambah, meningkatkan kapasitas yah. Termasuk kita berikan penyuluh, sarana prasarana,” kata Wahyunoto, ditulis Rabu 7 Februari 2024.
Untuk menambah jumlah TPS3R, sangat sulit. Tapi untuk meningkatkan kualitasnya, kami akan terus tingkatkan. Karena kalau pengelolaan sampah bukan kita sendiri, mau siapa lagi,” tambah Wahyunoto.
DLH Kota Tangerang Selatan (Tangsel) mengaku kewalahan dengan jumlah timbulan sampah yang ada di kota satelit tersebut.
Dengan begitu, ujar Wahyunoto, pihaknya membuka peluang-peluang kerja sama dengan berbagai pihak, guna mengantisipasi penumpukan sampah di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Cipeucang.
Geliat kerja sama pun, hingga bulan kedua 2024 ini, belum tampak jelas. Sebab, kata Wahyunoto, proses birokrasi anggaran yang harus dipadankan, baik kota ‘pengirim sampah’, maupun daerah penerima.
“Kesiapannya mereka di sana (Kabupaten Lebak). Jadi kalau (kerja sama) sudah berjalan, tidak tertunda. Jadi kita harus pastikan semuanya siap,” kata Wahyu, Senin 5 Februari 2024 kemarin.
Langkah Kota Tangerang Selatan Atasi Sampah
Wahyu menghendaki kerja sama pengelolaan sampah di Kota Tangerang Selatan dapat terealisasi sesegera mungkin. “Kalau kita pengennya sesegera mungkin, tapi karena ini namanya kerja sama bukan sepihak, karena di sana juga melibatkan banyak pihak juga,” harapnya.
Persiapan kedua belah pihak, tambah Wahyu, agar kasus kerja sama dengan Pemerintah Kota (Pemkot) Serang, tidak terjadi saat Pemkot Tangerang Selatan bekerja sama dengan Kabupaten Lebak.