POS RAKYAT – Kepala Seksi Pencegahan Penyakit Menular (Kasi PPM) pada Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jawa Timur (Jatim) Sulvi Dwi Anggraini meminta masyarakat, tetap waspada terhadap penyakit tuberculosis (TBC).
Menurut Sulvi, beberapa tindakan yang diperlukan untuk menanggulangi TBC antara lain mengoptimalkan yang sudah dicapai dan mengakses yang belum terjangkau.
“Salah satu tantangan dalam menanggulangi TBC adalah menemukan kasus yang undetected. Undetected berarti kasus TBC yang tidak terdeteksi,” kata Sulvi, Selasa 6 September 2022.
Oleh karena itu, salah satu cara mengatasi tantangan tersebut adalah dengan peningkatan kapasitas faskes dan pencatatan data TBC,” tambahnya.
Sulvi menegaskan, TBC tidak pernah melihat ras, suku, ataupun jenis kelamin. Semua kalangan, lanjut Sulvi, memiliki risiko yang sama terkena TBC.
“Tuberculosis tidak mengenal ras, suku, dan jenis kelamin. Semuanya bisa kena dan semuanya punya faktor risiko. Karena itu tantangan kita di norma sosial adalah stigma terhadap pasien-pasien TBC,” tegas Sulvi.
“Kita selalu melakukan validasi data, selalu melakukan monitoring evaluasi kepada seluruh teman-teman di puskesmas, rumah sakit, klinik, BPM,” sambung Sulvi.
Lebih lanjut dikatakannya, urgensi dari TBC memang sudah ditangani dengan mengajak tujuh sektor dari kepemerintahan daerah. Dengan begitu, ungkapnya, pihaknya mengajak seluruh elemen, bersama-sama mencapai target vaksinasi TBC.
“Sementara dari Menteri Kesehatan (Menkes) sendiri menyampaikan bahwa, butuh keseriusan untuk menangani TBC dan menyatakan selama pandemi covid-19, jangan lupakan TBC,” pungkasnya.