Gaya Hidup

Ngeri, Tiap 40 Detik Orang di Amerika Alami Stroke

POS RAKYAT – American Heart Association (AHA) melalui tinjauan yang diterbitkan dalam jurnal Circulation itu menguraikan pengetahuan terbaru tentang gejala penyakit kardiovaskular, termasuk stroke.

Seperti dilansir laman Insider, Senin 22 Agustus 2022, stroke akut atau serangan otak terjadi ketika pembuluh darah yang memasok otak tersumbat atau rusak, kekurangan oksigen, dan menyebabkan kerusakan otak.

AHA mengingatkan penting untuk mengenali dan menanggapi gejala stroke, sedangkan perawatan tepat waktu dapat mencegah kecacatan jangka panjang dan kematian.

Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), setiap 40 detik, seseorang di AS mengalami stroke. Ini adalah penyebab utama kematian dan kecacatan jangka panjang di negara itu.

Stroke dapat terjadi pada siapa saja, tetapi risiko terkena, berbeda-beda pada setiap orang. Misalnya, risiko orang kulit hitam mengalami stroke pertama hampir dua kali lebih tinggi daripada orang kulit putih.

Kemungkinan terkena stroke sekitar dua kali lipat setiap dekade sejak usia 55 tahun. Kondisi medis seperti diabetes, tekanan darah tinggi, obesitas, dan kolesterol tinggi juga dapat meningkatkan risiko seseorang terkena stroke.

Gejala stroke klasik biasanya mulai tiba-tiba. Gejalanya meliputi mati rasa atau kelemahan pada wajah atau anggota badan (biasanya pada satu sisi tubuh), kesulitan berbicara, kebingungan, pusing, kesulitan berjalan, dan perubahan penglihatan.

Berdasarkan laporan AHA, gejala stroke atipikal meliputi defisit sensorik parsial yang meliputi tidak dapat sepenuhnya merasakan sentuhan, nyeri, atau suhu. Mengalami vertigo dan penglihatan ganda termasuk gejalanya.

AHA mengatakan penelitian lebih lanjut diperlukan untuk sepenuhnya memahami seperti apa gejala stroke dalam demografi yang berbeda, dengan mempertimbangkan faktor-faktor seperti ras, etnis, usia, dan jenis stroke.

Menurut tinjauan penelitian tahun 2021 yang dikutip dalam laporan AHA, wanita lebih mungkin dibandingkan pria untuk mendapatkan gejala nonfokal, yang tidak terkait dengan area otak tertentu.

Gejala-gejala ini termasuk sakit kepala, perubahan kondisi mental, koma, dan pingsan, yaitu ketika seseorang tidak responsif, tetapi rangsangan fisik yang kuat membangkitkan mereka.

Idris Ibrahim

Recent Posts

DPRKPP Tangerang Selatan Kebut Perbaikan Rumah Korban Ledakan di Pamulang

POSRAKYAT.ID – Kepala Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Pertanahan (DPRKPP) Kota Tangerang Selatan, Aries…

14 jam ago

BRIN: Perkuat Sinergi Nuklir Menuju Kedaulatan Energi Nasional

POSRAKYAT.ID – Organisasi Riset Tenaga Nuklir (ORTN) BRIN menggelar Simposium Sistem 2025 dengan tema ‘Bersama…

2 hari ago

Sebut Pemkot Tangerang Norak, Saiful Milah Geram Drainase di Sangiang Ditutup Ruko

POSRAKYAT.ID - Anggota DPRD Kota Tangerang, Saiful Milah mengaku geram, sebab banyaknya alasan Pemerintah Kota…

2 hari ago

Anggaran ‘Ganti Trotoar’ 7 Miliar di Ciater Tangsel Disoal

POSRAKYAT.ID – Belasan massa aksi yang tergabung dalam Pergerakan Mahasiswa Hukum Tangerang Selatan (Permahuta), melakukan…

2 hari ago

Pemkot Tangsel Benahi TPA Cipeucang, Penuhi Sanksi Kementerian LH

POSRAKYAT.ID - Pemerintah Kota (Pemkot) Tangsel kini tengah melakukan berbagai pembenahan di TPA Cipeucang, guna…

2 hari ago

Wali Kota Tangerang Selatan: Realisasi Belanja Capai 50 Persen

POSRAKYAT.ID - Wali Kota Tangerang Selatan, Benyamin Davnie mengungkapkan, hingga September 2025, realisasi dan serapan…

3 hari ago

This website uses cookies.